Akhirnya, ku temukan waktu untuk menulis setelah sekitar 10 hari terisolasi di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpasus) Kopassus Batujajar, Bandung, dilanjutkan dengan 2 minggu Diklat Pengenalan perusahaan di Cibogo-Bogor dan Ragunan-Jakarta, serta 3 minggu Diklat Pembidangan di Udiklat Pandaan. Untuk Diklat Pembidangan ini masih berlanjut 5 minggu lagi,sih. Tapi, Alhamdulillah, di minggu ketiga ini waktunya lebih longgar, jadi bisa dapet kesempatan buat nulis.
Aku mau cerita tentang Diklat Prajabatan PT PLN(Persero). Secara umum, Diklat Prajabatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
- Kesamaptaan
- Pembinaan Karakter
- Pengenalan Perusahaan
- Pembidangan
- On-Job Training
Pada kesempatan kali ini, aku hanya akan bercerita sampai pembidangan saj karena saat tulisanan ini dibuat, masih berada dalam tahapan Diklat Pembidangan, sedangkan On-Job Training baru dilaksanakan setelah lebaran. Oke,deh..langsung cerita aja ya..
- A. Kesamaptaan
Pelaksanaan Kesamaptaan ini dilakukan dari tanggal 23 Mei hingga 1 Juni 2012. Ya, bisa bersyukur sih karena hanya 10 hari. Kalau angkatan-angkatan yang sebelumnya tuh, nyampe 14 hari. Duh, gak kebayang mereka dulu gimana caranya bisa tahan. Tiga hari saja disana rasanya seperti sebulan, rasanya hari-hari disana terasa panjang banget. Mungkin karena pikiranku aja ya, yang pengen cepat keluar jadi terasa lama..hehe..^_^.
Kami, peserta Diklat Prajabatan seleksi Yogyakarta, serombongan berangkat dari kantor PLN Area Pelayanan Yogyakarta, pada hari Senin, 21 Mei 2012. Kami berangkat seusai sholat maghrib dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 12 jam.
Sesampai di Batujajar-Bandung, apa yang disebutin diblog-blog orang ternyata benar. Di pertigaan Jl. Batujajar, sekitar 1 km dari Pusdikpasus, kita sudah disambut dengan tulisan “Ragu-Ragu, Silahkan Kembali Sekarang Juga”. Tambah bikin deg-degan aja. Sampai pada akhirnya, tibalah kami di Pusdikpasus. Di Pintu gerbang, tulisan peringatan tadi tertera kembali dalam ukuran font dan papan yang lebih besar. Suasana serem semakin terasa. Sesampainya di lapangan, kami sudah disambut oleh para prajurit Kopasuss. Ada yang berpangkat Kapten ada juga yang berpangkat sersan. Mereka menyambut dengan hangat dan penuh senyuman. Bak, rasa serem pelan-pelan jadi hilang. Secara resmi, kegiatan kami dimulai dari tanggal 23 Mei – 1 juni.
Hari Pertama di Pusdikpasus, terasa berat banget. Semua dibuat teratur dan kaku. Bayangkan saja, yang selama ini, saya yang suka tidur lagi setelah sholat Subuh dan bangun jam 9 pagi, sekarang harus bangun jam4.00, tiap hari.
Semua nada suara harus keras dan membentak. Sedikit ada kesalahan langsung ditindak dengan push up. Setiap hari, makan selalu seperti dikejar-kejar sehingga gak bisa ngrasakan nikmatnya makan karena waktu yang diberi untuk makan hanya 5 menit, padahal porsi makanannya seperti porsi kuli.
Tidak jarang juga ada kawan kami yang melakukan pelanggaran yang menyebabkan, kami semua kena hukuman. Seperti ada yang kehilangan gelas, terlambat baris, hormat pake gelas, dan lain-lain. Hal-hal tersebut yang membuat kami jadi sering-sering kena push up, merayap di aspal, hingga guling-guling.
Bisa dikatakan, untuk di Batujajar, termasuk ringan karena yang kami dapat di sini cukup banyak materi kelasnya, untuk di luar ruangan hanya dapat Peraturan Baris Berbaris (PBB), montenering (flying fox, jaring pendarat, titian tali, Raffling), serta psikologi lapangan. Nah, yang terasa kejamnyan itu di Situ Lembang, yaitu sebuah daerah yang berbentuk hutan lebat, yang dijadikan oleh Kopassus untuk latihan perang.
Situ Lembang
Seperti di Batujajar, di Situ Lembang ini, kami pun juga menemukan gapura bertuliskan “Ragu-Ragu, Kembali Sekarang Juga”. Kami diminta berhenti di depan gapura tersebut dan meneriakan bareng-bareng kalimat tersebut. Kita berjalan kaki sekitar 5 km menyusuri hutan. Hingga, sampailah kita di situ (danau buatan). Oleh Pembina, kami diancam dicemplungkan ke dalam danau yang sedalam 30 meter tersebut. Tapi, Alhamdulillah, mereka hanya merendam kami di kolam samping danau yang dalamnya hanya sekitar 1,5 meter. Dingin sih, tapi mending daripada dijeburin ke danau. hehe..
Setelah direndam , kami diminta merayap di lokasi lapangan apel Situ Lembang. Luasnya seluas lapangan sepak bola. Setelah merayap, kami diminta untuk guling-guling di lokasi yang sama. Banyak banget yang muntah, gara-gara guling-guling ini. Tapi, pelatih tidak ada kata “mengampuni”, walaupun muntah tetap disuruh guling-guling melintasi sisi ke sisi lapangan. Namun, Alhamdulillah, saya gak muntah sama sekali..hehe..mungkin karena udah biasa shit up kalik ya.hehe..
Hari kedua di Situ Lembang, kita melaksanakan paket outbond, yaitu, peluncuran (flying fox), titian tali, rayapan tali, jaring pendarat, dan berenang dengan bantuan tali. Tenang, semua sudah dalam sistem keamanan yang tinggi, jadi santai saja. Oh ya..satu lagi, merayap di selokan. Asyiknya, semua kegiatan diatas menggunakan instrument-instrumen alam.
Malam harinya, kami melaksanakan jelajah malam,. Kami diminta jalan satu per satu melintasi hutan yang gelap, tanpa lampu sama sekali, tapi yang membuat perasaan jadi lebih tenang itu adanya tali yang harus kita pegang selama perjalanan, sehingga kami jadi gak bakal tersesat. Dalam jelajah mala mini, kami diminta untuk membawa pesan yang harus dibawa dan dijaga hingga pos terakhir. Di tengah-tengah, kami akan menemui pos bayangan yang akan menggoda untuk membocorkan pesan tersebut. Selama perjalanan, kami melewati berbagai rintangan, seperti kuburan, jalan berlumpur, sungai, tanjakan, pocongan, suara babi, dll..hehe.tapi, saya gak takut sama sekali.
Di hari ketiga, kami mendapatkan materi Survival. Kami diajarkan tentang tumbuhan-tumbuhan mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak bisa dimakan. Kami pun diminta untuk makan daging ular dan biawak. Tapi, saya tidak makan. Untungnya Pelatih-Pelatih dari Kopasuss tidak memaksa dan gak ngasi hukuman.
Akhir Kesamaptaan
Sampai pada harinya tiba sesi penutupan kesampataan. Penutupan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2012, kami menampilkan demo PBB dan Montenering. Kami pun akhirnya resmi dinyatakan lulus dan berangkat ke Bogor untuk tahapan Diklat yang selanjutnya. Ada kesan yang sangat membekas bagi kami. Mereka, pelatih-pelatih dari Kopasuss, terlihat sangat totalitas dalam mendidik kami. Mereka rela mengorbangkan waktu keluarganya untuk kami, bersedia bersandiwara marah-marah. Kami pun merasa terharu meninggalkan Kopasuss. Kami semua melambaikan tangan dari dalam bus ke arah mereka, mereka pun membalas. Aslinya, mereka orang yang baik-baik dan bersahabat. So, dengan rasa hormat, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pelatih dari Kopasuss. Ilmu kedisiplinan dan pantang menyerah telah ku serap dari mereka.
Batu Jajar Tak Akan Ku Lupa
Tempat Kita Mengabdi Bersama
Siang Malam Selalu Ditempa
Tuk Menjadi PLN Yang Jaya
Itulah Harapan Bangsa Dan Negara
Menjadi Karyawan PLN
bersambung…
Pandaan, 8 Juli 2012
Written by : Megantara Vilanda
wah lulusnya 1 Juli, nulisnya 8 Juli 2012, masih baru banget Mas, luar biasa sharenya
maaf, mas Arif, maksud saya, selesai di Kopasuss itu tanggal 1 Juni..terima kasih,.:-)
selama Diklat prajabatan diperbolehkan bawa hp mas ?