Jumat, 17 Juli 2009, sekitar pukul 07.45 WIB, telah meledak bom di hotel J.W. Mariot dan Hotel Ritz Carlton yang telah memakan korban sembilan orang tewas dan kurang lebih lima puluh korban luka-luka baik yang berat maupun yang luka ringan. Perlu diketahui sebelumnya bahwa Hotel J.W. Mariot adalah hotel yang digunakan oleh tim nasional Indonesia untuk menginap sebelum menghadapi setan merah Manchaster United yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 20 Juli 2009. Sedangkan, hotel Ritz Carlton adalah hotel yang rencananya akan digunakan oleh tim Manchaster United untuk menginap.Meledaknya bom di Jakarta ini membuat tim setan merah Manchaster United membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Tentu rasa kecewa yang mendalam dirasakan oleh baik Timnas Indonesia, PSSI, Presiden SBY, serta para fans Manchaster United di Indonesia. Pasalnya, ini baru pertama kalinya, Manchaster United akan datang di Indonesia dan pihak panitia juga sudah merogok uang miliaran rupiah demi mendatangkan juara Liga Premier ini. Namun, hanya terapaut satu hari sebelum kedatangan MU ke Indonesia, bom meledak di hotel yang recananya akan dijadikan tempat menginap oleh tim ini. Dengan alasan keamanan, Sir Alex Fergusson, di depan media massa, mengatakn secara resmi bahwa MU membatalkan diri untuk datang ke Indonesia.
Beberapa saat setelah terjadinya ledakan tersebut, pukul dua siangnya, Presiden langsung melakukan konfrensi pers di Istana Negara. Beliau, sambil memegang barang bukti yang merupakan hasil laporan langsung dari Badan Intelejen Negara, menyatakan bahwa peledakan bom Mariot terdapat motif politik dibelakangnya. Bukti yang beliau tunjukan ke media massa pada saat itu berupa gambar sekolompok orang berbaju hitam dengan penutup wajah sedang melakukan latihan tembak dengan sasaran tembak yaitu foto wajah Susilo Bambang Yudhoyono. Berdasar pada gambar yang ia peroleh tersebut, SBY mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang berencana untuk menggagalkan dilantiknya Presiden SBY kembali. Statement Presiden SBY ini kemudian menjadi pemicu kegemparan masyarakat tentang siapa pihak-pihak yang dimaksud oleh Presiden SBY. Tidak lama setelahnya, muncul tanggapan baik dari pasangan Mega-Prabowo dan JK-Win. Pernyataan SBY tersebut dianggap terlalu teburu-buru. Sebaiknya, tunggu investigasi penyelidikan dari Polisi terlebih dahulu baru bisa menyatakan statement tersebut. Presiden SBY tidak dapat membedakan atau memisahkan kapasitas antara beliau sebagai Presiden dan Calon Presiden.
Ledakan bom ini berada pada momentum yang sangat strategis sehingga memunculkan beberapa spekulasi motif dari sang pelaku.Yaitu, momentum pilpres dan kedatangan setan merah Manchaster United.
Beberapa opsi motif yang bisa diduga dalam peledakan bom ini adalah keinginan untuk menggagalkan kedatangan Manchaster United, motif politik yaitu konspirasi penggagalan atau penolakan hasil pilpres, keinginan keras untuk mengusir Amerika Serikat dan sekutunya di Indonesia, atau perusakan citra agama islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan.
Untuk motif pertama, yaitu penggagalan kedatangan Manchaster United ke Indonesia, dirasa kurang ideologis sehingga opsi motif ini kurang bisa menjadi dasar analisis pelaku. Namun, tidak menutup kemungkinan sang pelaku memanfaatkan momentum kedatangan MU ke Indonesia agar menciptakan efek kegemparan di dunia. Tetapi, untuk motif utama tentu kurang ideologis jika kedatangan MU ini dipakai.
Untuk motif politik, yaitu untuk pilpres, opsi ini mungkin saja dimiliki. Namun, pelakunya kurang pas jika dikaitkan dengan Jaringan Nurdin M.Thob. Karena Jaringan Nurdin M.Thob hanya bergerak untuk mengusir Amerika Serikat dan Sekutunya, bukan mengintervensi perpolitikan dalam negeri Indonesia.
Dan tidak menutup kemungkinan juga bahwa pelaku bom J.W MAriot-Ritz Carlton adalah agen-agen yang ingin merusak citra umat islam dan ingin memanjangkan tangannya ke Indonesia. Yaitu CIA, dengan memanfaatkan orang-orang intelejen Negara, yang melakukannya. Opsi ini bisa jadi lemah, karena terpilihnya SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang baru telah memberikan peluang besar bagi Negara-Negara barat untuk melanggengkan agendanya sehingga agak kurang logis jika mereka merusak kondisi yang sudah kondusif ini dengan melakukan peledakan. Namun, Opsi motif ini bisa jadi kuat karena secara tidak langsung, negara-negara barat akan memanfaatkan momentum ini untuk masuk lebih dalam lagi dengan cara memberikan simpati dan bantuan bagi Indonesia sehingga dapat melancarkan agenda-agenda penjajahan halus di Indonesia. Faktanya pun, tidak lama kemudian tawaran-tawaran bantuan asing beradatangan dalam pengusutan kasus ini.
Pelaku
Banyak pengamat yang mengatakan bahwa peledak bom di J.W. Mariot-Rizt Carlon kemarin ada kaitannya dengan jaringan Nurdin M.Thob. Asumsi tersebut muncul karena ada kesamaan jenis bom yang ditemukan polisi di lokasi ledakan kemarin dengan jenis-jenis bom yang meledak di tempat lainnya di Indonesia sebelumnya. Kemudian diperkuat lagi dengan temuan bom di kamar 1808 Hotel J.W.Mariot yang akhirnya menjadi petunjuk kuat tentang siapa pelaku peledakan. Polisi menduga bahwa pelaku sempat menginap dan akan melakukan sekenario peledakan awal di kamar 1808. Jenis bom yang ditemukan pun mirip dengan jenis-jenis bom yang telah meledak sebelumnya di Indonesia. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jenis bom yang ditemukan bisa saja dibuat oleh orang non-Nurdin M.Thob, pasalnya jenis bom yang dimiliki jaringan Nurdin M.Thob adalah bom standar yang sangat mudah dalam perakitannya.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa serangkaian peledakan bom di Indonesia itu tidak ada kaitannya dengan Jama’ah Islamiyah. Secara inkonstitusional Jama’ah Islamiyah telah tidak beroperasi sejak tahun 1999. Sehingga mantan Amir Majelis mujahiddin Abu Rusydan mengatakan bahwa Jama’ah Islamiyah tidak bertanggung jawab atas serangkaian peledakan bom di Indonesia dari bom Bali I, bom Kedubes Australia, hingga bom J.W. Mariot-Ritz Carlton kemarin. Memang diakui bahwa Nurdin M.Thob pernah bergabung bersama Jama’ah Islamiyah, namun serangkaian peristiwa peledakan bom di Indonesia adalah bukan atas tanggung jawab Jama’ah Islamiyah, melainkan jaringan Nurdin M.Thob dan Dr. Azhahari sendiri. Hal ini perlu dijelaskan kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi terhadap hal yang sebenarnya. Memang ulah Negara-negara barat yang suka mendiskriditkan salah satu kelompok jihad sehingga Jama’ah Islamiyah disinyalir dalang dari gerakan terorisme di Indonesia. Jama’ah Islamiyah memang salah satu gerakan islam yang sangat mengancam eksistensi Amerika Serikat dan sekutunya.
Kembali pada analisis pelaku bom, tidak menutup kemungkinan juga, penemuan bom di kamar 1808 adalah bukti palsu yang sengaja diletakan oleh Polisi atau Intelejen sebagai salah satu cara untuk menunjukan bahwa pelaku adalah dari kelompok islam. Karena adalah suatu ketidakwajaran diaman sebuah hotel dengan pengamanan yang super ketat sekelas J.W. Mariot-Ritz Carlton bisa diterobos oleh peralatan bom. Apalagi hingga pelaku bisa menginap di Hotel. Tentu sebelum masuk hotel, setiap tamu hotel akan diperiksa secara ketat melalui metal detector dan x-ray. Oleh karena itu, bisa saja bom yang ditemukan di kamar 1808 itu hanyalah bukti palsu yang sengaja diletakan oleh penyidik. Indonesia adalah Negara yang sangat strategis baik secara geografisnya maupun geopolitiknya. Jadi wajar jika Negara-negara Barat berusaha memanjangkan tangannya di Indonesia melalui berbagai macam cara dan agen-agennya. Saat ini agen Amerika Serikat yang sudah hadir di Indonesia adalah USAID dan jaringan Islam Liberal. Bisa saja, CIA ada dibalik semua kasus peledakan bom di Indonesia.
Analisis lain, misalkan bom yang ditemukan di kamar 1808 adalah bukti asli, pelaku adalah orang dalam hotel itu sendiri atau jaringan teroris yang kemudian dibantu oleh orang dalam ketika memasuki hotel. Tetapi, apapun analisis yang dikembangkan, marilah kita serahkan kepada aparat penyidik saja. Biar lah polisi bekerja terlebih dahulu. Jangan beri kesimpulan-kesimpulan palsu sendiri, tanpa data yang kuat. Marilah kita berdoa semoga kebenaran segera terungkap.
Terakhir yang perlu diketahui bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam diciptkan untuk memberikan rahmat bagi semua umat manusia baik yang beragama islam maupun yang bukan. Sehingga tidak benar bahwa islam adalah agama teroris, memprioritaskan kekerasan, dan agama yang tidak cinta kasih sayang. Islam melarang umatnya membunuh warga sipil. Namun, Islam memang mengajarkan umatnya untuk berjihad. Namun jihad itu perlu dilihat konteksnya. Misalkan konteksnya kita sesuaikan dengan perang, maka ada dua hukum dalam wajibnya ikut berperang. Pertama, Jihad offensive, yaitu ketika Negara mewajibkan warganya untuk berperang maka kita wajib untuk ikut berperang, namun ketika Negara tidak menyerukan warganya untuk terjun ke medan perang, maka jihad perang ini tidak wajib walaupun terjadi konflik di suatu daerah. Kedua, jihad defensive. Yaitu, jihad ketika wilayah kaum muslimin diserang oleh orang-orang kafir. Maka, menjadi fardhu ain hukumnya tiap individu yang berada di daerah tersebut untuk ikut berperang baik ada perintah Negara atau tidak. Hal ini yang terjadi di Afganistan, Irak, Palestina, dan Pakistan. Dalam hal ini, bom bunuh diri diperbolehkan sebagai upaya strategi memukul mundur musuh.
Beda dengan yang terjadi di Indonesia. Negara ini memang benar telah mengalami penjajahan sebenarnya sehingga wajib bagi tiap muslim di Negara ini untuk berjihad. Tetapi, penjajahan di Indonesia adalah berupa ideologi, budaya, dan peradaban. Sehingga perang yang harus dilakukan adalah perang ideologi atau pemikiran bukan perang secara fisik. Sehingga, tidak pas jika bom jihad ini dilakukan di Indonesia. Wallahu a’lam bi showab.
Oleh
Megantara Vilanda
Surabaya, 23 Juni 2009
Pandangan yang menarik, semoga saja aparat dapat segera menemukan pelaku, otak pelaku dan motif dari semua peristiwa seperti ini dengan tepat sehingga tidak saling tuding dan berasumsi sendiri-sendiri.
Nice post.